Guru Labschool UNESA Tingkatkan Kemampuan Critical Thinking bersama Pakar dari AS
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/labschooll/thumbnail/97598930-a43e-4789-ac5b-96ee3d25f13e.jpg)
Surabaya, labschool.unesa.ac.id – Dalam rangka meningkatkan atmosfer pembelajaran bertaraf internasional, Lembaga Labschool Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNESA mengadakan Workshop Critical Thinking. Acara yang digelar pada Selasa (26/11/2024) di Auditorium Rektorat Lantai 11 Kampus II Lidah Wetan ini diikuti oleh 45 guru dari berbagai jenjang pendidikan Labschool.
Workshop
bertajuk “How to Practice It in the Classroom” ini menghadirkan narasumber
internasional, Jill Tikkun, seorang Executive Director Camp Woodbrooke di
Madison, Wisconsin, sekaligus instruktur di North Carolina Central University,
Amerika Serikat.
Melatih Berpikir Kritis Lewat
Pendekatan Kontekstual
Dalam
sesi workshop, Jill Tikkun menekankan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat
dibangun melalui pendekatan yang kontekstual, yakni dengan membahas persoalan
yang relevan dengan kehidupan sosial siswa.
“Salah
satu caranya adalah membawa topik yang dekat dengan kehidupan mereka, seperti
persoalan kenakalan remaja. Guru dapat memulai diskusi dengan memancing siswa
untuk mencari tahu penyebab dan dampaknya,” ungkapnya.
Jill
menambahkan, ketika siswa menemukan jawabannya sendiri melalui analisis, mereka
lebih terpacu untuk berpikir kritis dibandingkan hanya menerima penjelasan dari
guru atau mencari jawaban instan melalui teknologi.
Sebagai
bagian dari pelatihan, para peserta diminta untuk mengikuti sebuah permainan
yang melibatkan debat seputar isu kontroversial, seperti pernikahan usia dini.
Peserta diminta memilih sikap setuju, tidak setuju, atau netral, kemudian
diminta menjelaskan alasan mereka. “Perbedaan latar belakang keluarga,
lingkungan, dan budaya memengaruhi cara seseorang berpikir. Lewat metode ini,
guru bisa mendorong siswa untuk berpikir kritis dan menghargai perbedaan
pandangan,” jelas Jill.
Penguatan Keterampilan Guru untuk
Masa Depan Siswa
Direktur
Lembaga Labschool UNESA, Prof. Sujarwanto, menyampaikan bahwa workshop ini
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mendorong siswa berpikir
kritis. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis merupakan kunci untuk membentuk
siswa berprestasi yang mampu menghadapi tantangan global.
“Kami
ingin guru Labschool mampu mengimplementasikan metode ini agar siswa tidak
hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki kemampuan analitis yang
kuat,” ujar Sujarwanto saat membuka acara.
Salah
satu peserta, Oktaviani Tri P., guru SMA Labschool, mengungkapkan bahwa materi
yang diberikan sangat relevan dengan tantangan di kelas. “Workshop ini membuka
wawasan saya tentang metode baru yang bisa diterapkan untuk membantu siswa
berpikir kritis. Sangat bermanfaat dan inspiratif,” katanya.
Teknologi dan Tantangan Critical
Thinking
Dalam
pembahasan terkait teknologi dalam pembelajaran, Jill Tikkun menyoroti bahwa
meskipun teknologi dapat mendukung pembelajaran, penggunaannya harus diimbangi
dengan pendekatan yang tepat. “Jika tidak digunakan dengan baik, teknologi
justru bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, peran
guru sangat penting untuk mengarahkan siswa agar tetap berpikir analitis,”
jelasnya.
Workshop ini menjadi langkah konkret Labschool UNESA dalam mengintegrasikan praktik pembelajaran berbasis internasional di sekolah. Diharapkan, para guru dapat menerapkan strategi-strategi yang telah dipelajari untuk menciptakan generasi siswa yang kritis, kreatif, dan kompetitif di era global.
Share It On: